Saturday, September 20, 2008

Setting Inject CDMA Nokia dan Samsung

Perang tarif antar sesama Operator GSM dan CDMA saat ini semakin ketat saja. Operator yang satu memberlakukan tarif telpon 1 rupiah per detik operator lain memberlakukan tarif telpon 0,5 rupiah per detik. Bahkan beberapa waktu lalu ada operator memberlakukan tarif 0,000001 rupiah per detik namun dengan syarat dan ketentuan.

Kita tidak perlu pusing dengan tarif tersebut karena pada dasarnya para operator telah menentukan tarif tersebut berdasarkan harga pokok. Yang perlu kita pusingkan adalah bagaimana memilih ponsel yang murah dan berkualitas sehingga kalau untuk melakukan percakapan berjam-jam ponsel tetap bekerja dengan baik.

Saat ini di pasaran banyak beredar ponsel dengan CDMA inject. Apakah sebenarnya pengertian CDMA inject itu? Pada intinya proses injeksi ponsel CDMA adalah menggabungkan setting Operator dengan setting ponsel CDMA agar dapat berjalan atau bekerja bersama-sama.

Untuk melakukan setting CDMA inject berikut langkah-langkahnya:

1. Bukalah handset, lalu perhatikan nomor ESN (electronic Serial Number) pada body ponsel. Nomor tersebut terdiri dari 8 digit.

2. Setelah mendapatkan nomor tersebut, lalu kamu melapor ke operator untuk mendapatkan nomor telepon. Kemudian, isikan ESN HEX yang 8 digit pada nomor telepon dari operator.

3. Selanjutnya dengan adanya nomor telepon tadi setting-an NAM (Numeric Address Module) dapat dilakukan. Setting-annya mulai dari Silence Insertion Descriptor (SID)/ Network Interface Device (NID), Primary Channel Parameter, Secondary Channel, dan lain-lain, yang ada dari masing-masing handset.

4. Sebelum setting NAM, Anda diharuskan memasukkan parameternya, Anda masukan data-data sesuai dengan operatornya:

- Untuk Fren:

SID: 10530

Primary B: 384 (untuk Jabotabek 466)

Secondary B: 466

- Untuk Esia:

SID: 10623

Primary ch A: 30

Secondary ch A: 72

- Untuk Flexi:

SID: 10496

Primary ch A: 119 atau 725

Primary ch B: 37 atau 750

Secondary ch A: 78 atau 775

Secondary ch B: 777

- Untuk Starone: (Jakarta)

SID: 10817

Primary ch A: 625

Primary ch B: 675

Secondary ch A: 650

Secondary B: B 777


Setelah itu baru dilakukan setting NAM. Setting NAM beberapa merek adalah sebagai berikut:

Samsung
Untuk semua jenis ponsel CDMA Samsung:
NAM programming: 47*869#08#9
Test mode: *759#813580 or 5809540*45680
Exit test mode - 02
A-Key: menu + 0, code 25##

Qualcomm
QCP-800

Programming: menu + 3 + 0. Isi SPC dengan 000000 atau mungkin SPC lain yang telah dipilih pengguna

QCP-820/1920/2035

Ketik 111111 dan pencet jog dial. Pilih Programming dan masukkan SPC: 000000 atau mungkin SPC lain yang telah dipilih pengguna

LG

Untuk ponsel LG pengisian SPC dan A-Key sama. Yang berbeda hanya Programming-nya.

Pengisiannya adalah:

Isi SPC dengan 000000 atau mungkin SPC lain yang telah dipilih pengguna.
A-Key: tekan STO beberapa saat sampai keluar kolom untuk memasukkan kode. Ketik 2539** dan masukkan A-Key.

LGC-300

Programming: menu + 9.
LGC-330W

Programming: menu + 4 + 0.

LGC-800W /500

Programming: menu + 9.

LGC-510

Programming: menu + 3 + 0


Nokia
Nokia 5185/6185

Programming: *3001#12345#
Software version: *#837# atau *#VER# atau *#9999#
Serial/ESN: *#92772689# atau *#WARRANTY#
Phone reset: *#75681# atau *#75682#

Setelah melakukan setting NAM di handset, Anda belum dapat menggunakannya. Tetapi, Anda harus mengunjungi operator pilihan. Di situlah proses inject dilakukan oleh pihak operator, lalu di-lock.

Pada ponsel keluaran Nokia, selain mengubah parameter, Anda juga diharuskan mengubah Preferred Roaming List (PRL). Dibutuhkan handset CDMA untuk mengetahui carrier mana yang harus dicari (searching) pada saat dihidupkan pertama kali.

PRL merupakan data bagi handset CDMA untuk mencari band frekuensi, channel, dan System ID dari Network. Jadi jika handset Anda refurbish atau bekas operator Sprint atau Verizon ataupun yang lainnya. Apabila PRLnya belum disesuaikan untuk operator di Indonesia, sudah tentu ponsel Anda belum dapat dipakai. Untuk handset bekas operator Sprint biasanya PRL-nya cocok untuk Flexi Jakarta dan Bandung karena Sprint beroperasi di band frekuensi PCS yang sama.

(sumber: kompas.com)

No comments:

Post a Comment